02 April 2009

Peran Strategis Pemuda dalam Kontribusi KEmasyarakatan

Pemuda adalah harapan masa depan bangsa. Kalimat itulah yang menjadi dasar penggerak semangat dan motivasi dalam pergerakan pemuda. Ya, “Pemuda”. Siapakah mereka? Agen of change. Agen dari perubahan. Sudah sejak dahulu kala ketika sumpah pemuda diikrarkan oleh para pejuang pemuda yang bersatu padu demi memerdekakan bangsa Indonesia, dari kekejaman para penjajah. Ketika melihat sebuah ketidakadilan, ketidaksesuaian dari apa yang seharusnya dilakukan. Harapan bangsa ada ditangan pemuda. Bangsa ini butuh orang- orang yang mempunyai jiwa nasionalis dan tidak apatis terhadap masalah yang ada dinegara ini. Orang – orang yang mampu bersuara dan memberikan sumbangsih bagi negaranya dengan segenap kemampuan dan daya kredibilitas yang dimiliki.

Banyak kaum muda yang merasa bahwa kemampuan mereka dalam suatu bidang kurang bisa ditampilkan secara maksimal oleh karena tidak adanya kesempatan untuk menduduki posisi yang penting dalam menentukan kebijakan di negeri ini. Sebagian besar elit politik kita masih memegang paradigma lama yang kurang menghargai profesionalisme dan lebih mementingkan koneksi.Sebagian besar pemuda, putra-putri terbaik bangsa yang berprestasi dan kemudian mendapat beasiswa ke luar negeri merasa bingung ketika lulus. Mereka dihadapkan kepada pilihan bekerja di luar negeri dan hidup sejahtera atau pulang ke Indonesia dan hidup seadanya (kalau tidak ingin disebut menderita). Hal ini karena minimnya penghargaan (terutama dalam bentuk gaji) negara terhadap profesional ini. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang memilih untuk bekerja di luar negeri dan lupa berkontribusi terhadap negara.Dihadapkan pada masalah tersebut, kita seyogianya dapat memandang secara arif bijaksana untuk kemudian menyelesaikannya. Sudah saatnya kita memiliki figur elit politik yang benar-benar mampu berkontribusi secara nyata-tidak sekedar wacana-terhadap proses perbaikan bangsa dan yang sadar akan pentingnya regenerasi, sehingga lebih memberkian tempat bagi kaum muda untuk dapat berperan sesuai kompetensinya dalam menentukan arah kebijakan negara.Dari sudut pandang pemuda, seharusnya pemuda lebih mengetahui perannya sebagai agen perubahan ke arah yang lebih baik. Pemuda harus lebih memupuk rasa cinta tanah airnya dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan kapasitasnya, sehingga mampu untuk memperbaiki keadaan bangsa, mewujudkan cita-cita besar sumpah pemuda sesuai kompetensinya masing-masing.Dari contoh kasus beasiswa ke luar negeri yang diterima sebagian pelajar kita misalnya, belajar dari China seharusnya ketika lulus mereka mencari pengalaman terlabih dahulu di perusahaan luar negeri. Baru setelah merasa cukup berpengalaman, mereka pulang untuk berkontribusi membangun Indonesia sesuai kompetensinya masing-masing. Untuk itu, perlu kesiapan dari para generasi tua untuk mengubah paradigma berpikir dan kemudian memberi kewenangan kepada generasi muda untuk berkarya. Selain itu, negara kita harus memiliki kebijakan yang berorientasi pada kemajuan pendidikan dan riset. Karena dari segi itulah kaum muda dapat berperan.

Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa di masa berikutnya. Mahasiswa sebagai inti dari generasi muda, mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya. Mahasiswa adalah motor penggerak utama perubahan. Mahasiswa diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kejumudan masyarakat.Ketika menjadi mahasiswa, besar beban yang ada dipundak kita. Kita bukan siswa lagi, ada kata Maha di depannya. Tentunya ada konsekuensi logis yang harus dilakukan, yakni bagaimana kita dapat berperan aktif dalam pengawasan kebijakan Negara. Dan posisi kita adalah bagaimana kita dapat memberikan sebuah pengharapan bagi perubahan kearah yang lebih baik. Mahasisiwa adalah kaum- kaum intelektual. Dengan intelektualitasnya, peran strategis mahasiswa akan sangat dibutuhkan bagi kemajuan bangsa. Saat ini saya masih mahasiswa di universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Selama ini saya banyak berkecimpung dalam dunia organisasi kampus. Ketika saya berada dalam lingkungan organisasi kampus, banyak sekali yang dapat saya dapat. Terutama dalam hal idealisme mahasiswa dalam hal kontribusi dan peranan bagi bangsa. Bagaimana kita sebagai mahasiswa yang mampu kritis dan tidak apatis dalam mengatasi permasalahan bangsa yang semakin idak karuan. Ketika jaman sekarang hiruk pikuk para- para penguasa yang malah sibuk memperkaya diri sendiri, bukan memikirkan bagaimana mensejahterakan rakyat. Padahal segala fasilitas dari Negara yang diberiakan katanya bagi wakil rakyat sudah sangat cukup. Mulai dari rumah dinas, kendaraan dinas plus supirnya, gaji yang berpuluh- puluh juta, belum lagi tunjangan yang bakal diterima setiap ada event apapun. Makanya tidak heran, ketika ada pemilu berbondong- bondong para caleg mendaftarkan diri untuk jadi wakil rakyat. Mereka rela keluar dana yang tidak sedikit dalam kampanye demi tercapainya tujuan yakni menjadi wakil rakyat. Padahal rakyat butuh kesejahteraan.sekian juta orang yang masih hidup dalam garis kemiskinan, beribu – ribu pemuda yang menunggu pekerjaan, dan berates – ratus anak yang mendambakan pendidikan yang murah. Banyak diluar sana yang berfikir dan bingung besok mau makan apa, tapi para penguasa kita malah berfikir besok mau makan siapa?. Sungguh tragis memang melihat sebuah kenyataan ini. Mau dibawa kemana Negara ini jika wakil – wakilnya kelakuannya seperti itu. Nah, sekarang bagaimana kita memposisikan diri?

Untuk saat ini saya mencoba untuk menjadi pendengar aspirasi masyarakat. Ketika didesa saya banyak terjadi kecurangan anggaran desa maupun korupsi proyek desa, saya orang pertama yang menegor para pemerintah desa. Karena kebanyakan masyarakat tidak berani bahkan tidak tahu akan kecurangan yang telah terjadi tersebut. Kemudian dalam hal pengembangan pola pikir dan kedewasaan dalam politik, saya dengan teman – teman sesama mahasiswa berusaha memberiakan penyuluhan dan pelatihan dengan melibatkan para ahli didalamnya. Ya, memang inilah langkah awal yang akan saya dan teman – teman saya lakukan untuk merubah bangsa ini dengan pertama membangun dari lingkup yang lebih kecil dahulu dengan sebuah pengharapan mampu membangun Indonesia secara keseluruhan. Karena sistem yang seperti ini yang mungkin lebih efektif karena kita langsung berhubungan dengan masyarakat. Dan perubahan pola pikir masyarakat akan sangat berpengaruh bagi perubahan bangsa ini kedepannya.

Indonesia adalah Negara yang sangat kaya. Dengan sumberdaya yang melimpah ruah dan kekayaan serta keanekaragaman budaya yang sangat kaya, sampai – sampai membuat iri Negara lain. Bahkan dalam perkataan jawa “Gemah ripah loh jinawai”. Dan Negara ini mendapat julukan “Zamrut Khatulistiwa” dan “Macan Asia” karena kekayaan Negara kita ini.. Tapi kenapa Negara ini masih tergolong Negara yang miskin?.siapa yang bertanggung jawab atas keadaan yang seperti ini?. Seharusnya dengan kekayaan yang mellimpah serta keanekaragaman budaya serta wilayah yang luas dan penduduk yang banyak pula Negara ini mampu menjadi Negara yang kaya dan bahkan menguasai perekonomian dunia. Tapi kenyataan berlaku lain. Negara ini masih miskin !.ya , inilah permainan para penguasa yang dengan seenaknya menjual asset – aset strategis bangsa hanya demi dirinya sendiri. Para investor asing tidak henti – hentinya mengambil Padahal pada UUD 1945 pasal 33 ayat 2 ” Bumi,dan air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar - besar kemakmuran rakyat “. Apakah UU ini masih relefan dengan keadaan saat ini?.

Keinginan besar saya adalah bagaimana nantinya Negara Indonesia ini dapat berdikari mampu mensejahterakan rakyat dengan optimalisasi dari sumber daya alam dan manusianya. Indonesia harus menjadi Negara yang makmur, maju dan dapat disegani oleh Negara lain karena sistem perekonomian yang berpihak kepada rakyat. Tidak ada lagi rakyat miskin, tidak ada lagi pengangguran, dan tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena kurangnya biaya. Negara ini dapat bersatu, dapat mengeksplor keanekaragaman budaya yang menjadi kekayaan sejati bangsa ini. Kembalikan Negara ini pada kondisi semula yakni kemakmuran dan kesejahteraan rakyat terpenuhi. seperti yang sudah dirumuskan oleh para mahasisiawa yang bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yakni TUGU Rakyat (Tujuh Gugatan Rakyat) :

  1. Nasionalisasi asset stategis bangsa
  2. Wujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia
  3. Tuntaskan kasusu BLBI dan korupsi Soharto beserta kroni – kroninya sebagai perwujudan kepastian hukkum diIndonesia
  4. Kembalikan kedaulatan bangsa pada sektor pangan, ekonomi, dan energi
  5. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat.
  6. Tuntaskan reformasi birokrasi dan brantas mafia peradilan.
  7. Selamatkan lingkungan Indonesia dan tuntut Lapindo Brantas untuk mengganti seluruh dampak dari lumpur Lapindo.

Hancurnya sistem kapitalis dan munculnya sebuah peradaban baru dengan sistem yang tidak diragukan lagi keabsahannya yakni sistem khilafah. Dengan sebuah harapan yang besar itu, maka dibutuhkan kontribusi yang lebih yang harus dilakukan. Merekonstruksi sistem kepeminpinan yang ada dengan mengganti orang – orang yang ada didalam sistem tersebut. Tidak cukup hanya sekedar bersuara dijalan, tapi harus senatiasa aktif dalam parlemen agar suara kita dapat didengar. Rubah sistem yang ada dinegara ini dengan kita mengganti Operating sistemnya yakni manusia yang ada didalamnya. Butuh sebuah kontribusi nyata dari para Pemuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar