04 Mei 2009
Seni untuk membuat diri Anda dapat dimengerti atau dipahami oleh oranglain. Apa yang ada di dalam pikiran anda akan dipindahkan ke pikiranseseorang tanpa resiko distorsi atau kesalahpahaman.
KEMAMPUAN KOMUNIKASI
Meliputi kemampuan mendengarkan orang lain, menyampaikan pesan kepadaorang lain, dan menilai kembali apakah proses komunikasi yang telahdilakukan sebelumnya telah tercapai sesuai dengan sasaran komunikasitersebut, kemudian mengantisipasi hasil penilaian agar proses komunikasiberjalan berkesinambungan
PENGGOLONGAN KOMUNIKASI
- Komunikasi yang sempurna
- Komunikasi yang baik
- Komunikasi yang Kurang Sempurna
- Komunikasi yang Buruk
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Obyek yang tepat
2. Waktu yang tepat
3. Cara yang tepat
HAMBATAN KOMUNIKASI
- Hambatan fisikHambatan yang tampak jelas dan paling mudah diatasi. Cacad-cacad tubuhseperti kegagalan, tuli atau buta di pihak lawan bicara dapat terlihatdan teratasi. Penggunaan alat bantu dan bahasa tubuh akan dapatmengatasi hambatan ekternal dalam komunikasi- Hambatan PsikologisHambatan ini lebih berbahaya karena tidak tampak jelas. Hambatan inidapat mempengaruhi baik komunikator maupun penerima, dan mungkin tidakterdeteksi oleh pihak lain. Hambatan ini sering kali disebabkan olehfaktor emosi diatas pemikiran-pemikiran sebenarnya hendak disampaikan
- Hambatan SemantikHambatan ini bahkan lebih sulit diketahui oleh beberapa orang. Biasanyaterjadi karena faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu .Mungkin juga karena kalimat pembuka yang telah menciptakanhambatan-hambatan itu dalam pikiran Anda. Penggunaan kata-kata abstrakdan tidak populer secara tepat cepat dapat menjurus ke arah ini.Hambatan semantik ini karena Anda tidak dapat menangkap arti sebenarnyadari kata-kata yang digunakan si penulis atau pembicara
MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Persiapan Komunikasia. Tujuanb. Penerimac. Isid. Cara
2. Kenali Lawan Komunikasi Andaa. Latar Belakangb. Minatc. Apa yang sudah diketahuid. Apa yang belum diketahuie. Apa yang ingin diketahui
3. Umpan Balika. Tanya Ulangb. Konfirmasic. Diskusi
4. Komunikasi Secara Aktif
a. Dua arah
b. Proyeksikan
c. Jangan berasumsi
d. Dengarkan
e. Bahasa tubuh
Kunci Sukses Komunikasi Interpersonal
1. Sering BerlatihOrang yang selalu berlatih dan berlatih terus komunikasi interpersonal,berarti ada unsur kesediaan berinteraksi dengan orang lain danmengembangkan keterampilan komunikasi intepersonalnya.
2. Giatkan Adanya Umpan BaikUmpan balik (feedback) bertujuan untuk mendapatkan masukan tanggapan,dari penerima berita, juga untuk menilai sejauhmana atau pesan yangdiberikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima berita. Membuka kesempatan umpan balik akan mempengaruhi penerima berita memberikan ide atau gagasannya, sehingga dapat semakin tercipta.
3. Kembangkan Mendengar AktifMendengar Aktif adalah kemampuan memberikan kesempatan pada pembicara untuk mencapai jalan keluar dari masalahnya dalam suatu proses komunikasi, dengan cara melibatkan perasaan, perhatian, dan kemarahan kepada pembicara
4. Kembangkan Empathy Sangat diperlukan kemampuan mengenal perasaan dan pikiran orang lain sehingga memudahkan kelancaran komunikasi interpersonal. Kemampuan empathi ini sangat membantu untuk mendekatkan diri kepada pembicara atau orang lain, sehingga orang tersebut merasa dilibatkan dalam proses komunikasi tersebut.
5. Memilih Saluran atau Media yang Tepat Saluran atau Media adalah “alat bantu” dalam berkomunikasi. Efektifitas suatu komunikasi interpersonal juga didukung oleh ketepatan memilih alat bantu tersebut.
KOMUNIKASI EFEKTIF DAN SOPAN
-Berbicara dengan (bukan pada) pelanggan
-Sebutkan nama (yang benar) pelanggan pada awal dan akhir pembicaraan
-Senyum
-Ucapkan terima kasih
-Jawab telepon dengan sopan
-Jangan pindahkan telepon kecuali benar
-benar perlu
-Bila terpaksa memindahkan, sambungkan, jelaskan persoalannya pada rekankerja Anda
-Batasi penggunaan telepon untuk keperluan pribadiSemoga artikel komunikasi yang saya kirimkan ini bermanfaat............Salam,
Mohamad YunusHR & Training ManagerPT Widatra Bhakti--~~~~~~~~~~~~~~~Please take a look at : www.widatra.com
HUKUM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Kinerja organisasi sangatlah bergantung pada kualitas sumber daya manusia-nya, termasuk kualitas dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif berhubungan secara signifikan dengan kinerja organisasi/perkantoran. Organisasi/perkantoran akan berfungsi dengan baik diawali adanya hubungan sinergis berbagai komponen pendukungnya.
Postingan M.Lutfi Eko P (http://paknewulan.blogspot.com) yang mengutip dari Sdr. Bobby Galih, yakni tentang pentingnya memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif patut kita ketahui. Menurutnya kita perlu memperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.
Hukum # 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.
Hukum # 2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan ataudimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik.Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan(message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat,harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek ataupenghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
Hukum # 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.Dari sisi delivery channel, penggunaan teknologi bisa membantu melipatgandakan pancaran sinyal pesan yang ingin disampaikan sehingga bisa diterima oleh jauh lebih banyak orang. Ini yang disebut sebagai kerjacerdas. Misalnya saja, dengan menggunakan media Internet, kita bisa berkomunikasi dengan sangat mudah dan murah kepada banyak orang.
Pendeknya High Tech namun tetap High Touch.
Hukum # 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
Hukum # 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap Rendah Hati pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.
APA SAJA HAMBATAN DALAM BERKOMUNIKASI
Di bawah ini adalah 10 hambatan umum yang sering ditemui paa saat berkomunikasi sebagai seorang instruktur.
1. Kecepatan berbicara
• Berbicara terlalu cepat akan menjadikan peserta tidak/kurang paham.
• Berbicara terlalu lambat akan menyebabkan peserta tidak/kurang memperhatikan.
2. Komunikasi satu arah
• Tidak ada umpan balik abgi penyaji guna mengecek/mengetahui tingkat pemahaman peserta.
• Salah satu contohnya adalah materi disajikan hanya dengan menggunakan teknologi, misalnya audio dan video tape.
3. Tidak ada umpan balik
• Penyaji tidak dapat memutuskan apa yang seharusnya dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.
• Kelas yang tidak ingin terlibat dalam pelatihan tidak diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik.
4. Tidak ada kontak visual
Pelatihan yang menggunakan teknologi semacan telpon dan komputer lebih memusatkan pada materi sehingga tidak ada umpan balik yang bersifat non-verbal.
5. Tidak ada bahasa yang sifatnya umum/ lazim
• Ketika seorang ilmuwan berbicara dengan orang awam atau birokrat dengan rakyat, mereka berbicara menggunakan jargonnya (bahasanya) masing-masing.
• Seorang konsultan yang datang dari negara atau daerah lain, dalam berbicara tidak menggunakan bahasa setempat atau tidak memahami budaya setempat.
6. Tidak ada susunan referensi yang umum/ lazim
• Perbedaan tingkat pendidikan atau pengalaman.
• Perbedaan budaya dan gaya hidup.
7. Kekacauan ide
• Penyaji dalam berbicara tanpa persiapan.
• Presentasi yang ditampilkan merupakan kumpulan ide yang serampangan dan disajikan tanpa urutan yang sesuai/ tepat.
8. Informasi yang terlalu banyak diberikan dalam waktu singkat
Lihat kasus No. 1 (kecepatan berbicara). Peserta menjalani sistem yang melebihi kapasitas (beban materi terlalu berat).
9. Redudansi/ pengulangan
Mengatakan hal yang sama secra berulang-ulang dengan cara yang berbeda menyebabkan peserta menjadi bingung dan tidak/ kurang memahami.
10. Kekecewaan/ frustasi diantara orang-orang yang terlibat pembicaraan
Hal-hal tersebut di atas menyebabkan penyaji dan peserta menjadi frustasi/ kecewa yang akhirnya dapat menimbulkan hambatan baru sehingga dapat mempersulit/ memperburuk
keadaan.
APA SAJA HAMBATAN DALAM BERKOMUNIKASI
Di bawah ini adalah 10 hambatan umum yang sering ditemui paa saat berkomunikasi sebagai seorang instruktur.
1. Kecepatan berbicara
• Berbicara terlalu cepat akan menjadikan peserta tidak/kurang paham.
• Berbicara terlalu lambat akan menyebabkan peserta tidak/kurang memperhatikan.
2. Komunikasi satu arah
• Tidak ada umpan balik abgi penyaji guna mengecek/mengetahui tingkat pemahaman peserta.
• Salah satu contohnya adalah materi disajikan hanya dengan menggunakan teknologi, misalnya audio dan video tape.
3. Tidak ada umpan balik
• Penyaji tidak dapat memutuskan apa yang seharusnya dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.
• Kelas yang tidak ingin terlibat dalam pelatihan tidak diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik.
4. Tidak ada kontak visual
Pelatihan yang menggunakan teknologi semacan telpon dan komputer lebih memusatkan pada materi sehingga tidak ada umpan balik yang bersifat non-verbal.
5. Tidak ada bahasa yang sifatnya umum/ lazim
• Ketika seorang ilmuwan berbicara dengan orang awam atau birokrat dengan rakyat, mereka berbicara menggunakan jargonnya (bahasanya) masing-masing.
• Seorang konsultan yang datang dari negara atau daerah lain, dalam berbicara tidak menggunakan bahasa setempat atau tidak memahami budaya setempat.
6. Tidak ada susunan referensi yang umum/ lazim
• Perbedaan tingkat pendidikan atau pengalaman.
• Perbedaan budaya dan gaya hidup.
7. Kekacauan ide
• Penyaji dalam berbicara tanpa persiapan.
• Presentasi yang ditampilkan merupakan kumpulan ide yang serampangan dan disajikan tanpa urutan yang sesuai/ tepat.
8. Informasi yang terlalu banyak diberikan dalam waktu singkat
Lihat kasus No. 1 (kecepatan berbicara). Peserta menjalani sistem yang melebihi kapasitas (beban materi terlalu berat).
9. Redudansi/ pengulangan
Mengatakan hal yang sama secra berulang-ulang dengan cara yang berbeda menyebabkan peserta menjadi bingung dan tidak/ kurang memahami.
10. Kekecewaan/ frustasi diantara orang-orang yang terlibat pembicaraan
Hal-hal tersebut di atas menyebabkan penyaji dan peserta menjadi frustasi/ kecewa yang akhirnya dapat menimbulkan hambatan baru sehingga dapat mempersulit/ memperburuk
keadaan.
27 April 2009
Kita adalah manager waktu yang handal dalam hidup................
Waktu adalah momentum untuk berprestasi.............
Momentum tidak akan pernah terulang kedua kalinya.............
Waktu kemarin sudah bukan milik kita................
Waktu esok belum tentu kita miliki.................
Waktu sekaranglah yang ada ditangan kita.........
Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan, bukan apa yang kita inginkan............
Kuadran waktu..........
mendesak tidak mendesak
penting I II
III IV
Tidak penting
Kuadran I : Punya perioritas
Tepat waktu, merencanakan, menjaga keseimbangan
Dampaknya :
1. Hidup terkendali
2. keseimbangan
3. prestasi tinggi
Kuadran II : Penundaan Pekerjaan
Last minute person
Dampaknya :
1. stres dan cemas
2. kelelahan
3. hasilnya biasa saja
Kuadran III : ya deh,
Menyenangkan semua orang, sulit berkata tidak!
Dampaknya :
1. menjadi “BAN serep”
2. kurang disiplin
3. pekerjaan penting tidak sempat selesai
4. malas
kuadran IV : Pemalas
pekerjaannya bersenang – senang, pemalas profeional, nonton, jalan2, dugem
Dampaknya :
1. rasa bersalah
2. kurang bertanggung jawab
3. sifat yang buruk
4. kegagalan dalam kehidupan
bagaimana cara penanggulangannya.....................?
1. ciutkan Kuadran I dengan mengurangi sifat – sifat menunda
2. katakan tidak untuk Kuadran III
3. Kurangi Kuadran IV
“Gunakan agenda dan buatlah rencana mingguan”
Solusi :
1. Ciptakan situasi yang mungkin
2. Jadikan waktu sebagai kawan
3. Defisinikan Perioritas
a. Kalender penekanan
b. Hal – hal yang harus dikerjakan
c. Tujuan dan hal – hal yang harus dilakukan dalam hidup
“DONI WISNU NUGROHO”