27 Juni 2009

Membentuk etika menjadi pemimpin yang baik

Saya telah menemui beberapa orang yang memiliki pengalaman serta jabatan sebagai pemimpin dalam perusahaan. Dari sebagian pemimpin tersebut, ternyata ada beberapa orang yang benar-benar dihormati secara moral sebagai pemimpin. Pandangan positif muncul dari berbagai karyawan atau anak buah yang ada disekitarnya. Tidak memandang seberapa tinggi kedudukannya serta bidang yang ditekuni, pemimpin yang baik selalu mempunyai kesamaan antara satu dengan yang lain. Melihat adanya kesempatan untuk berbicara langsung kepada beliau-beliau, akhirya saya mendapatkan gambaran dan masukan tentang bagaimana membentuk etika diri untuk menjadi seorang pemimpin yang baik di mata karyawan atau anak buah. Dengan mengetahui etika tentu akan membuka jalan menjadi pemimpin yang baik

Saya akui sendiri bahwa saya adalah orang yang selalu bertanya dalam setiap kesempatan guna memuaskan rasa ingin tahu. Bila ditanya apakah kedudukan saya tentu saya jawab saya masih belum mempunyai kedudukan yang spesial. Mengenai pengalaman kerja di perusahaan? itu juga belum bisa dibilang lama karena hanya 1 bulan saja (kerja praktek). Namun, seperti dengan prinsip pada blog saya yang membagikan segala ilmu serta skill yang saya punyai, tidak menutup kemungkinan saya membahas tentang ilmu yang saya dapatkan dari orang lain. Pembentukan etika pemimpin ini sangat baik bila diketahui sejak dini. Apa yang saya jabarkan berikut ini merupakan murni hasil pengalaman orang lain dan terbukti dalam kegiatan sehari-hari. Saya hanya menganalisis dan membuat kesimpulan agar nantinya kita dapat mendapatkan sedikit gambaran untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.

Ada beberapa point yang saya bahas kali ini. Tentunya saya akan batasi lingkup pembahasan hanya pada etika saja. Begitu banyak hal dan aspek yang bisa dilihat untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Etika menjadi topik dalam pembahasan saya karena nantinya anda dapat langsung mempraktekkannya pada kehidupan sehari-hari setelah membaca artikel ini.

1. Menghargai hasil kinerja anak buah
Dengan adanya rasa menghargai kepada anak buah, tentu menjadi suatu motivasi yang jitu dalam memacu semangat kerja mereka. Dengan kita memberikan pujian terhadap hasil karya mereka walaupun itu menurut pikiran kita "remeh" atau "gampang dilakukan". Perlu diketahui bahwa hasil tersebut dilakukan dengan sekuat tenaga oleh anak buah anda. Dengan memberikan pujian pada waktu dan kesempatan yang tepat maka anak buah akan merasa dihargai. Hal ini akan berdampak pada kemajuan kinerja dari anak buah anda nantinya.

2. Kesalahan pada anak buah merupakan tanggung jawab pemimpin
Seringkali saat kita membawahi beberapa anak buah dalam team. Ketika hendak mengerjakan suatu tugas tentu setiap anak buah memiliki tugas masing-masing. Ketika anak buah tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu tentu pemimpin harus mengambil alih. Pertanggung-jawaban kepada atasan yang lebih tinggi harus dilakukan oleh pemimpin team tersebut. Pemimpin harus mampu memberikan alasan kuat yang mendasari penyebab kegagalan dari staffnya. Alangkah baiknya bila pemimpin juga ikut membantu serta memperbaiki hasil kerja anak buahnya.

3. Mengajari tanpa henti dan tidak ragu memberikan ilmu
Pemimpin yang baik tentu memiliki skill yang bersifat "generalisasi". Artinya pemimpin tersebut memiliki wawasan yang luas dalam aplikasi kerja sehari-hari. Nah, ketika memdapati anak buah yang kesal karena mengalami kegagalan dalam mengerjakan tugasnya tentu pemimpin harus menjadi solusi. Ketika anak buah bingung untuk menyelesaikan tugasnya tentu pemimpin-nya akan menjadi sarana pengaduan. Bila anda menjadi pemimpin yang ternyata mengerti solusi cara menyelesaikan masalah dari anak buah tentu akan sangat menguntungkan. Tidak ada salahnya anda mengerjakan tugas anak buah tersebut sambil memberikan petunjuk-petunjuk solusi.

4.Peduli terhadap kepentingan dan kesibukan staff
Seringkali terdengar beberapa anak buah mengeluh terhadap pemimpinnya. Biasanya adanya otoritas yang muncul karena sang pemimpim tidak mau tahu apa yang akan dilakukan oleh anak buahnya. Pokoknya tugas yang diberikan harus selesai pada tanggal sekian, jam sekian! titik!. Nah, inilah faktor yang akan menghancurkan rasa hormat dari staff. Berikan perhatian yang berkala dan teratur. Usahakan anda kunjungi masing-masing anak buah anda pada saat mereka bekerja. Pantau kegiatan mereka dan sesekali berikan komentar yang membangun atas hasil kerja mereka saat itu. Pentingnya memberikan kelonggaran / jeda waktu supaya anak buah anda bisa terlepas dari kejenuhan pekerjaannya. Bila anda peduli terhadap staff maka hasil kerja akan memuaskan nantinya.

5.Jadilah panutan dan tepat waktu
Kinerja staff akan mengacu pada pemimpinnya. Bila anda dalam bekerja terlihat rajin,sibuk,ulet dan keras tentu akan memberikan inspirasi bagi orang-orang sekitar anda untuk menirunya. Adanya sifat sungkan untuk malas akan terbentuk bila anda membiasakan sibuk dan rajin pada tiap jam-jam kerja anda. Disiplin terhadap waktu menjadi sangat sensitif bila anda sendiri juga tepat waktu dalam setiap pekerjaan.

6.Ceritakan masalah perusahaan yang layak diketahui anak buah.
Anda sebagai pemimpin tentu terkadang dihadapkan dengan banyak sekali masalah perusahaan. Pilah-pilah masalah perusahaan tersebut berdasarkan kerahasiaannya. Bila ada informasi masalah yang bersifat universal tentu perlu anda ceritakan kepada anak buah anda. Dengan menceritakan masalah yang ada, seolah-olah anak buah anda merasa mendapatkan tempat yang spesial di perusahaan. Menjadi orang yang dipercaya untuk mengetahui masalah yang ada dan berusaha membuat solusi harus ditanamkan pada anak buah anda.

7.Low profile.
Tentu sesekali anda perlu menyempatkan diri untuk membuat hubungan sosial dengan anak buah anda. Bila anda mampu menempatkan diri dalam lingkungan mereka tentu hal ini akan sangat berguna. Kesan "bersahabat" akan muncul bila anda juga turun kedalam kegiatan mereka sehari-hari. Contoh paling mudah adalah sempatkan diri anda untuk makan siang bersama mereka. Buat suasana tidak ada sekat dan semua memiliki posisi yang sama yaitu manusia biasa yang butuh makan. Anggapan pemimpin yang low profile akan terbentuk di hati anak buah anda nantinya.

Bila anda sudah melakukan tujuh langkah tersebut dengan benar maka anda akan mendapatkan predikat pemimpin yang baik di hati para staff. Lalu bagaimana cara mengukurnya apakah anda sudah mendapatkan predikat tersebut atau belum? Tanyalah pada staff pada kedudukan terendah. Kalau anda seorang manajer dan hendak menanyakan bagaimana predikat anda, silakan tanya pada office boy ( OB ) yang bekerja dalam ruangan anda setiap harinya! Thanks to mas agus, mas yudi ( selaku salah satu manajer di PT. DI - bandung ) dan mas anton ( selaku sales manajer di Coloumbia Jogja ) yang mau membagi ilmu kepemimpinannya kepada saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar