16 Mei 2009


TATA CARA PERENCANAAN BETON BERTULANG DAN STRUKTUR DINDING BERTULANG UNTUK RUMAH DAN GEDUNG

TATA CARA
PERENCANAAN BETON BERTULANG DAN STRUKTUR DINDING
BERTULANG UNTUK RUMAH DAN GEDUNG
SNI 03-1734-1989


RUANG LINGKUP:
Tata cara ini memuat persyaratan perencanaan serta pendetailan portal dan dinding
geser beton bertulang untuk perencanaan tiang pondasi terhadap beban lateral yang
memenuhi syarat perencanaan tahan gempa untuk rumah dan gedung

RINGKASAN:
Semua dinding harus dilaksanakan dengan cara dan dari bahan-bahan yang ditentukan
dalam spesifikasi bahan bangunan kecuali syarat-syarat yang lebih ketat, diuraikan
dalam tata cara ini. Seperti untuk dinding bata merah: lebar bata merah tidak boleh
kurang dari 9 cm dan harus dicuci hingga bebas dari debu, plesteran dan adukan harus
terbuat paling sedikit 1 bagian semen dan 6 bagian pasir, bata merah harus dipasang
pada komponen yang penuh, tebal plesteran minimum 1 cm. Demikian pula untuk
pekerjaan dinding batako. persyaratannya sebagaimana tertentu dalam tata cara ini.
Beton dan baja tulangan untuk pembuatan kolom praktis harus memenuhi ketentuan
dalam peraturan beton.
Pelaksanaan perencanaan beton bertulang untuk struktur dinding dibedakan dalam
empat jenis struktur yaitu struktur jenis A, B, C dan D yang masing - masing mempunyai
persyaratan yang berbeda. Perencanaan struktur A meliputi perbatasan tata letak
struktur, gaya geser dasar horisontal total akibat gempa, pembagian gaya geser dasar
horisontal total akibat gempa, pembagian gaya geser dasar horisontal total akibat gempa
sepanjang tinggi gedung , pembagian gaya geser tingkat akibat gempa diantara masing -
masing dinding penahan beban lateral, perencanaan portal, perencanaan pondasi,
perencanaan dinding, perencanaan lantai, perencanaan atap, pemisahan gedung,
pemisahan unsur-unsur non struktur, perencanaan unsur-unsur sekunder, penyelesaian
arsitektur dan instalasi mesin dan Iistrik.
Perencanaan Struktur B dan D meliputi pembatasan tata letak struktur, gaya geser dasar
horisontal total akibat gempa, pembagian gaya geser dasar horisontal total akibat gempa
sepanjang tinggi gedung, pembagian gaya geser tingkat akibat gempa diantara masing-
masing kolom portal, gaya dalam untuk perencanaan portal, penulangan portal, peren-
canaan pondasi, perencanaan dinding pengisi, perencanaan lantai, perencanaan unsur-
unsur sekunder, penyelesaian arsitektur dan instalasi mesin dan Iistrik.
Perencanaan struktur C meliputi pembatasan tata letak struktur. gaya geser dasar
horisontal total akibat gempa, pembagian gaya geser dasar horisontal total akibat gempa
sepanjang tinggi gedung, pembagian gaya geser tingkat akibat gempa diantara masing-
masing dinding penahan beban lateral, perencanaan dinding bertulang , perencanaan
pondasi, perencanaan dinding yang tidak menahan beban lateral perencanaan lantai,
perencanaan atap, pemisahan gedung, pemisahan unsur-unsur non struktur, pe-
rencanaan unsur-unsur sekunder, penyelesaian arsitektur dan instalasi mesin dan Iistrik.

Perhitungan Geser Pada Hubungan Balok-Kolom


Dewasa ini secara umum telah dipahami bahwa hubungan balok-kolom dapat menjadi daerah yang kritis dalam sebuah rangka beton bertulang yang didesain untuk memiliki respon inelastik terhdap gempa yang besar. Sebagai sebuah konsekuensi dari momen seismik pada kolom yang memiliki arah yang berlawanan antara yang diatas dan dibawah titik hubung balok-kolom, maupun momen seismik pada balok yang juga memiliki arah yang berlawanan antara yang disebelah kiri maupun kanan titik hubung balok-kolom, daerah hubungan balok-kolom mengalami gaya geser baik vertikal maupun horisontal yang jauh lebih besar dari gaya-gaya geser yang ada pada balok dan kolom disebelahnya. Jika hubungan balok-kolom ini tidak didesain dengan baik, kegagalan geser hubungan balok-kolom dapat terjadi.
Didalam tulisan berikut ini penulis mencoba untuk menyajikan perhitungan demand-capacity ratio dari sebuah joint dari sebuah struktur. Perhitungan dilakukan oleh post processor yang ada pada software Etabs dan kemudian akan ditelusuri bagaimanakah Etabs melakukan perhitungan demand-capacity ratio tersebut dengan menggunakan perhitungan manual. Penulis yakin rekan-rekan sudah familiar dengan perhitungan hubungan balok-kolom ini tetapi mungkin belum banyak yang mengetahui dari mana angka-angka yang ada didalam laporan perhitungan ‘Joint Shear’ itu diperoleh. Semoga tulisan ini dapat memberi pemahaman yang lebih mendalam mengenai perhitungan geser pada hubungan balok-kolom.

10 Mei 2009


Acara terbesar tahun ini,...........
LOMBA DESAIN RUMAH 1 LANTAI
" lOMBA KREATIVITAS DESAIN RUMAH ANAK KEJURUAN" (LASKAR CIVIL)

07 Mei 2009

KIAT SUKSES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

KIAT SUKSES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

BANYAK orang gagal mencapai keberhasilan karena mereka tidak memiliki berbagai persiapan dalam menghadapi ujian. Untuk itu ada beberapa tips atau kiat agar Anda berhasil dan sukses menghadapi ujian nanti. Persiapan yang akan dilakukan tidak jauh berbeda dengan persiapan dalam menghadapi ujian yang lain, misalnya ujian/tes CPNS atau UMPTN.
Kiat sukses menghadapi ujian nasional ini dimulai dari persiapan diri, persiapan teknis, persiapan materi ujian, dan pada saat ujian.

1. Persiapan diri
Persiapan diri adalah persiapan yang dimulai dari dalam diri kita sendiri, yang meliputi persiapan fisik dan persiapan mental. Persiapan fisik berkaitan dengan persiapan jasmani/fisik dan persiapan kesehatan. Anda harus menjaga kesehatan sebelum ujian. Tidak bisa dibayangkan bagaimana sulitnya seseorang mengikuti ujian bila dalam keadaan sakit. Agar diri Anda tetap sehat secara fisik menjelang pelaksanaan ujian, Anda harus rajin berolahraga. Usahakan istirahat secara teratur dan tidur jangan terlalu malam.
Persiapan mental ialah persiapan yang berkaitan dengan sikap mental, psikis, dan emosi. Upayakan agar situasi pribadi terutama sikap emosional tetap stabil. Pertentangan yang dialami dalam diri, situasi kekecewaan (frustrasi, suasana kesedihan dan sebagainya) akan berdampak buruk terhadap hasil belajar Anda. Yang mesti diperhatian adalah Anda harus menjaga suasana hati/emosi. Diharapkan emosi Anda tetap tenang dan stabil menjelang ujian. Sebelum ujian Anda mampu mengatasi hal-hal mungkin akan mengganggu konsentrasi belajar Anda. Agar pikiran Anda tidak terbagi dan tetap terpusat dalam menghadapi ujian, perbanyaklah melakukan ibadah, karena ibadah merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan ketenangan.

2. Persiapan Teknis
Persiapan teknis yaitu persiapan yang berkaitan dengan penyediaan perlengkapan yang akan digunakan dalam ujian nanti, misalnya pena, mistar penghapus, pensil, dan peraut pensil. Perlengkapan itu sebaiknya disiapkan H-1 sebelum ujian. Anda tidak akan lulus jika ternyata pensil 2B yang akan Anda pakai ternyata palsu, karena proses pemeriksaan hasil ujian menggunakan teknologi komputer. Sebelum ujian, yakinkan bahwa pensil 2B yang digunakan adalah benar-benar asli. Selain itu, sebelum ujian berlangsung Anda harus mengecek lokasi ujian dan tempat duduk.

3. Persiapan Materi Uji
Persiapan materi uji merupakan persiapan yang sangat penting karena persiapan materi uji ini akan menentukan kelulusan Anda. Persiapan materi uji hendaknya dilakukan sejak dini (jauh-jauh hari sebelum ujian). Menurut penelitian beberapa ahli, belajar borongan itu tidak baik dan hasilnya hanya membawa kesia-siaan. Jadi, disarankan H-1 sebelum ujian Anda tidak diperkenankan lagi memporsil diri untuk belajar. Istirahat yang cukup.
Perbanyak latihan menjawab soal dengan teman. Caranya: Ajaklah teman Anda untuk membentuk kelompok kecil sebagai kelompok belajar. Pesertanya tidak lebih dari 3 orang. Jika pesertanya terlalu banyak (lebih dari 3 orang), dikhawatirkan proses belajar menjadi tidak fokus pada materi yang akan dipelajari.

4. Saat Ujian
Ada 10 hal yang harus diperhatikan pada saat ujian, yaitu:
1. Pastikan bahwa Anda tidak lupa membawa kartu peserta ujian.
2. Pastikan bahwa Anda tidak terlambat datang ke lokasi ujian.
3. Pastikan bahwa Anda tidak lupa membawa perlengkapan ujian, seperti pena, pensil 2B, mistar, penghapus, atau papan alas.
4. Pastikan bahwa Anda tidak melanggar tata tertib ujian. Anda bisa dikeluarkan dari ruang ujian jika melanggar.
5. Pastikan bahwa semua identitas Anda ditulis dengan benar dan lengkap di lembar jawaban.
6. Kerjakan soal dengan tenang.
7. Pusatkan pikiran Anda untuk selalu berkonsentrasi menjawab soal-soal.
8. Awali semua pekerjaan dengan berdoa kepada Allah SWT.
9. Dahulukan menyelesaikan soal yang dianggap mudah, kemudian baru Anda berusaha untuk menyelesaikan soal yang sulit atau yang tadi merasa ragu-ragu untuk menjawabnya.
10. 15 menit sebelum waktu ujian berakhir sebaiknya Anda sudah selesai menyelesaikan ujian, agar anda memiliki waktu untuk mengoreksi ulang mengenai identitas (nama dan nomor ujian), soal dan jawaban anda.
Selamat mengikuti Ujian Nasional,
semoga Anda sukses.

04 Mei 2009

SEPUTAR KETERAMPILAN BERKOMUNIKASIKOMUNIKASI

Seni untuk membuat diri Anda dapat dimengerti atau dipahami oleh oranglain. Apa yang ada di dalam pikiran anda akan dipindahkan ke pikiranseseorang tanpa resiko distorsi atau kesalahpahaman.

KEMAMPUAN KOMUNIKASI
Meliputi kemampuan mendengarkan orang lain, menyampaikan pesan kepadaorang lain, dan menilai kembali apakah proses komunikasi yang telahdilakukan sebelumnya telah tercapai sesuai dengan sasaran komunikasitersebut, kemudian mengantisipasi hasil penilaian agar proses komunikasiberjalan berkesinambungan

PENGGOLONGAN KOMUNIKASI
- Komunikasi yang sempurna
- Komunikasi yang baik
- Komunikasi yang Kurang Sempurna
- Komunikasi yang Buruk

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Obyek yang tepat
2. Waktu yang tepat
3. Cara yang tepat

HAMBATAN KOMUNIKASI
- Hambatan fisikHambatan yang tampak jelas dan paling mudah diatasi. Cacad-cacad tubuhseperti kegagalan, tuli atau buta di pihak lawan bicara dapat terlihatdan teratasi. Penggunaan alat bantu dan bahasa tubuh akan dapatmengatasi hambatan ekternal dalam komunikasi- Hambatan PsikologisHambatan ini lebih berbahaya karena tidak tampak jelas. Hambatan inidapat mempengaruhi baik komunikator maupun penerima, dan mungkin tidakterdeteksi oleh pihak lain. Hambatan ini sering kali disebabkan olehfaktor emosi diatas pemikiran-pemikiran sebenarnya hendak disampaikan
- Hambatan SemantikHambatan ini bahkan lebih sulit diketahui oleh beberapa orang. Biasanyaterjadi karena faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu .Mungkin juga karena kalimat pembuka yang telah menciptakanhambatan-hambatan itu dalam pikiran Anda. Penggunaan kata-kata abstrakdan tidak populer secara tepat cepat dapat menjurus ke arah ini.Hambatan semantik ini karena Anda tidak dapat menangkap arti sebenarnyadari kata-kata yang digunakan si penulis atau pembicara

MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Persiapan Komunikasia. Tujuanb. Penerimac. Isid. Cara
2. Kenali Lawan Komunikasi Andaa. Latar Belakangb. Minatc. Apa yang sudah diketahuid. Apa yang belum diketahuie. Apa yang ingin diketahui
3. Umpan Balika. Tanya Ulangb. Konfirmasic. Diskusi
4. Komunikasi Secara Aktif
a. Dua arah
b. Proyeksikan
c. Jangan berasumsi
d. Dengarkan
e. Bahasa tubuh

Kunci Sukses Komunikasi Interpersonal
1. Sering BerlatihOrang yang selalu berlatih dan berlatih terus komunikasi interpersonal,berarti ada unsur kesediaan berinteraksi dengan orang lain danmengembangkan keterampilan komunikasi intepersonalnya.
2. Giatkan Adanya Umpan BaikUmpan balik (feedback) bertujuan untuk mendapatkan masukan tanggapan,dari penerima berita, juga untuk menilai sejauhmana atau pesan yangdiberikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima berita. Membuka kesempatan umpan balik akan mempengaruhi penerima berita memberikan ide atau gagasannya, sehingga dapat semakin tercipta.
3. Kembangkan Mendengar AktifMendengar Aktif adalah kemampuan memberikan kesempatan pada pembicara untuk mencapai jalan keluar dari masalahnya dalam suatu proses komunikasi, dengan cara melibatkan perasaan, perhatian, dan kemarahan kepada pembicara
4. Kembangkan Empathy Sangat diperlukan kemampuan mengenal perasaan dan pikiran orang lain sehingga memudahkan kelancaran komunikasi interpersonal. Kemampuan empathi ini sangat membantu untuk mendekatkan diri kepada pembicara atau orang lain, sehingga orang tersebut merasa dilibatkan dalam proses komunikasi tersebut.
5. Memilih Saluran atau Media yang Tepat Saluran atau Media adalah “alat bantu” dalam berkomunikasi. Efektifitas suatu komunikasi interpersonal juga didukung oleh ketepatan memilih alat bantu tersebut.

KOMUNIKASI EFEKTIF DAN SOPAN
-Berbicara dengan (bukan pada) pelanggan
-Sebutkan nama (yang benar) pelanggan pada awal dan akhir pembicaraan
-Senyum
-Ucapkan terima kasih
-Jawab telepon dengan sopan
-Jangan pindahkan telepon kecuali benar
-benar perlu
-Bila terpaksa memindahkan, sambungkan, jelaskan persoalannya pada rekankerja Anda
-Batasi penggunaan telepon untuk keperluan pribadiSemoga artikel komunikasi yang saya kirimkan ini bermanfaat............Salam,
Mohamad YunusHR & Training ManagerPT Widatra Bhakti--~~~~~~~~~~~~~~~Please take a look at : www.widatra.com

HUKUM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

HUKUM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Kinerja organisasi sangatlah bergantung pada kualitas sumber daya manusia-nya, termasuk kualitas dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif berhubungan secara signifikan dengan kinerja organisasi/perkantoran. Organisasi/perkantoran akan berfungsi dengan baik diawali adanya hubungan sinergis berbagai komponen pendukungnya.

Postingan M.Lutfi Eko P (http://paknewulan.blogspot.com) yang mengutip dari Sdr. Bobby Galih, yakni tentang pentingnya memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif patut kita ketahui. Menurutnya kita perlu memperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.

Hukum # 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.

Hukum # 2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan ataudimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik.Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan(message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat,harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek ataupenghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.

Hukum # 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.Dari sisi delivery channel, penggunaan teknologi bisa membantu melipatgandakan pancaran sinyal pesan yang ingin disampaikan sehingga bisa diterima oleh jauh lebih banyak orang. Ini yang disebut sebagai kerjacerdas. Misalnya saja, dengan menggunakan media Internet, kita bisa berkomunikasi dengan sangat mudah dan murah kepada banyak orang.
Pendeknya High Tech namun tetap High Touch.

Hukum # 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

Hukum # 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap Rendah Hati pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.

APA SAJA HAMBATAN DALAM BERKOMUNIKASI

APA SAJA HAMBATAN DALAM BERKOMUNIKASI

Di bawah ini adalah 10 hambatan umum yang sering ditemui paa saat berkomunikasi sebagai seorang instruktur.

1. Kecepatan berbicara
• Berbicara terlalu cepat akan menjadikan peserta tidak/kurang paham.
• Berbicara terlalu lambat akan menyebabkan peserta tidak/kurang memperhatikan.

2. Komunikasi satu arah
• Tidak ada umpan balik abgi penyaji guna mengecek/mengetahui tingkat pemahaman peserta.
• Salah satu contohnya adalah materi disajikan hanya dengan menggunakan teknologi, misalnya audio dan video tape.

3. Tidak ada umpan balik
• Penyaji tidak dapat memutuskan apa yang seharusnya dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.
• Kelas yang tidak ingin terlibat dalam pelatihan tidak diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik.

4. Tidak ada kontak visual
Pelatihan yang menggunakan teknologi semacan telpon dan komputer lebih memusatkan pada materi sehingga tidak ada umpan balik yang bersifat non-verbal.

5. Tidak ada bahasa yang sifatnya umum/ lazim
• Ketika seorang ilmuwan berbicara dengan orang awam atau birokrat dengan rakyat, mereka berbicara menggunakan jargonnya (bahasanya) masing-masing.
• Seorang konsultan yang datang dari negara atau daerah lain, dalam berbicara tidak menggunakan bahasa setempat atau tidak memahami budaya setempat.

6. Tidak ada susunan referensi yang umum/ lazim
• Perbedaan tingkat pendidikan atau pengalaman.
• Perbedaan budaya dan gaya hidup.

7. Kekacauan ide
• Penyaji dalam berbicara tanpa persiapan.
• Presentasi yang ditampilkan merupakan kumpulan ide yang serampangan dan disajikan tanpa urutan yang sesuai/ tepat.

8. Informasi yang terlalu banyak diberikan dalam waktu singkat
Lihat kasus No. 1 (kecepatan berbicara). Peserta menjalani sistem yang melebihi kapasitas (beban materi terlalu berat).

9. Redudansi/ pengulangan
Mengatakan hal yang sama secra berulang-ulang dengan cara yang berbeda menyebabkan peserta menjadi bingung dan tidak/ kurang memahami.

10. Kekecewaan/ frustasi diantara orang-orang yang terlibat pembicaraan
Hal-hal tersebut di atas menyebabkan penyaji dan peserta menjadi frustasi/ kecewa yang akhirnya dapat menimbulkan hambatan baru sehingga dapat mempersulit/ memperburuk
keadaan.

APA SAJA HAMBATAN DALAM BERKOMUNIKASI

APA SAJA HAMBATAN DALAM BERKOMUNIKASI

Di bawah ini adalah 10 hambatan umum yang sering ditemui paa saat berkomunikasi sebagai seorang instruktur.

1. Kecepatan berbicara
• Berbicara terlalu cepat akan menjadikan peserta tidak/kurang paham.
• Berbicara terlalu lambat akan menyebabkan peserta tidak/kurang memperhatikan.

2. Komunikasi satu arah
• Tidak ada umpan balik abgi penyaji guna mengecek/mengetahui tingkat pemahaman peserta.
• Salah satu contohnya adalah materi disajikan hanya dengan menggunakan teknologi, misalnya audio dan video tape.

3. Tidak ada umpan balik
• Penyaji tidak dapat memutuskan apa yang seharusnya dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.
• Kelas yang tidak ingin terlibat dalam pelatihan tidak diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik.

4. Tidak ada kontak visual
Pelatihan yang menggunakan teknologi semacan telpon dan komputer lebih memusatkan pada materi sehingga tidak ada umpan balik yang bersifat non-verbal.

5. Tidak ada bahasa yang sifatnya umum/ lazim
• Ketika seorang ilmuwan berbicara dengan orang awam atau birokrat dengan rakyat, mereka berbicara menggunakan jargonnya (bahasanya) masing-masing.
• Seorang konsultan yang datang dari negara atau daerah lain, dalam berbicara tidak menggunakan bahasa setempat atau tidak memahami budaya setempat.

6. Tidak ada susunan referensi yang umum/ lazim
• Perbedaan tingkat pendidikan atau pengalaman.
• Perbedaan budaya dan gaya hidup.

7. Kekacauan ide
• Penyaji dalam berbicara tanpa persiapan.
• Presentasi yang ditampilkan merupakan kumpulan ide yang serampangan dan disajikan tanpa urutan yang sesuai/ tepat.

8. Informasi yang terlalu banyak diberikan dalam waktu singkat
Lihat kasus No. 1 (kecepatan berbicara). Peserta menjalani sistem yang melebihi kapasitas (beban materi terlalu berat).

9. Redudansi/ pengulangan
Mengatakan hal yang sama secra berulang-ulang dengan cara yang berbeda menyebabkan peserta menjadi bingung dan tidak/ kurang memahami.

10. Kekecewaan/ frustasi diantara orang-orang yang terlibat pembicaraan
Hal-hal tersebut di atas menyebabkan penyaji dan peserta menjadi frustasi/ kecewa yang akhirnya dapat menimbulkan hambatan baru sehingga dapat mempersulit/ memperburuk
keadaan.